Apa yang anda pikirkan ketika mendengarkan TB atau mengalami
TB? ‘jauhin dia,entar ketularan lagi’. ‘kayaknya
saya gak potensial untuk TB deh,dulu udah di vaksin BCG kok, gak masalah gak
pake masker’. ‘capek ah minum obat, lagian tubuh udah mendingan kok’.
TB merupakan penyakit yang sudah diketahui oleh masyarakat
Indonesia namun belum dikenali.
Terdapat beberapa mitos yang ternyata salah mengenai TB:
- TB hanya menyerang golongan ekonomi kurang mampu
- Pasien TB berhenti minum obat begitu badan mulai merasa enakan
Faktanya, TB tidak pilih-pilih dan sangat menular. Seseorang
dapat tertular hanya dengan duduk di dalam taxi dengan supir yang menderita TB atau
pergi ke tempat yang ramai dengan orang. Tidak sedikit orang yang dikatakan
mampu secara ekonomi terserang TB, dan sebagian dari mereka tidak menyadari
bagaimana mereka dapat tertular.
WHO menyatakan bahwa TB merupakan merupakan penyakit yang
mematikan dan berbahaya, yang tidak hanya terjadi di negara berkembang namun
juga negara maju. Indonesia merupakan salah satu negara dengan pasien TB
terbesar. TB merupakan salah satu penyumbang tingginya tingkat kematian di
Indonesia. Sayangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB dapat dikatakan masih minim.
Apa itu TB? TB adalah penyakit menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini lebih sering menyerang paru walau
organ lain (tulang) juga bisa terinfeksi. Penularan terjadi melalui udara,
yakni menghirup bakteri yang tersebar dalam percikan bersin atau dahak pasien TB.
Pengetahuan yang kurang mengenai TB menyebabkan salahnya pemahaman
dan penanganan terhadap pasien TB. Berberapa pasien beranggapan bahwa TB
merupakan batuk biasa, meminum sembarang obat dan tidak pergi ke dokter. Dan sebagian
pasien TB tidak melaporkan atau menyembunyikan penyakitnya, karena merasa malu
dan takut dikucilkan dari lingkungan. Kebanyakan dari kelompok ini adalah
perempuan, dan sayangnya setengah dari perempuan pengidap TB berakhir pada
kematian.
TB memang merupakan penyakit menular, namun pemakaian masker
bagi pasien dan proses pengobatan yang serius dapat menanggulangi penyakit
ini. Sayangnya, seperti mitos yang saya
sebutkan di atas, sebagian pasien TB berhenti mengonsumsi obat setelah tubuhnya
merasa baikan. Padahal faktanya, dibutuhkan sedikitnya 6 bulan mengonsumsi obat
secara berkelanjuatn untuk menyembuhkan TB. Dan pasien TB yang tidak diobati
dengan benar akan menularkan sedikitnya 15 orang dalam setahun.
Akar permasalahan ini, kembali kepada minimnya pengetahuan. Kita tidak dapat menunggu pemerintah datang ke
rumah-rumah untuk melakukan sosialisasi TB. Masarakat dapat berperan serta
dalam menanggulangi masalah ini di lingkungan masing-masing. Masyarakat dapat
menjadi pengawas, serta pendukung bagi pasien TB. Berikut beberapa ciri-ciri pasien
TB:
- Batuk berdahak terus menerus
- Nafsu makan menurun
- Berat badan menurun
- Tubuh terlihat kurus
- Malam sering berkeringat
- Demam
- Batuk darah
(sumber:health.liputan6.com)
Masyarakat seharusnya tidak mengucilkan pasien TB, sebab TB
dapat dicegah dengan penggunaan masker. Peran masyarakat dalam hal ini adalah
mengajak orang yang diperkirakan menderita TB memeriksakan diri ke puskesmas
atau rumah sakit terdekat. Selanjutnya, keluarga atau orang terdekat harus
mengawasi pasien agar terus mengkonsumsi obat secara berkelanjutan sesuai
dengan saran dokter hingga pasien dikatakan sembuh. Sebab jika pengobatan TB
tidak tuntas, maka obat-obatan yang biasa digunakan tidak mempan lagi pada kuman
TB yang ada, sehingga diperlukan obat yang lebih keras dan memiliki efek
samping yang lebih berbahaya pula.
Mari kita bantu program penanggulangan TB yang telah dijalankan pemerintah. Program penanggulangan TB berbasis kesadaran masyarakat akan memberikan dampak yang lebih besar dalam menanggulangi TB. Anda tidak mau kan karena kecuekan anda, wabah TB menyebar dan menyerang keluarga anda?
<a href="http://blog.tbindonesia.or.id"><img src="https://lh4.googleusercontent.com/-IkDXdqvH8E4/UzGFkEnG95I/AAAAAAAANT4/10OrL-uKOlg/s280/banner%2520lomba.png"></a> <p>"></a> <p>